Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan musim kemarau di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai merata sampai akhir Mei 2023. Sehingga BMKG menghimbau warga untuk tetap waspada potensi kekeringan meteorologis https://bpbd.kaltimprov.go.id/web/berita/analisis-bmkg-tentang-bibit-siklon-tropis-11-april-2023-jam-0700-wib . Selanjutnya BMKG menyampaikan peringatan dini kekeringan meteorologis di Lombok Timur pada level siaga untuk kecamatan Suela dan Sukamulia. Sedangkan Kecamatan Sambelia dan kecamatan lainnya pada level waspada.
Penggerak Perempuan dalam Berkelompok dan Pengembangan Pemanfaatan Pekarangan
Berdasarkan hasil kajian risiko bencana dan kerentanan iklim yang dilakukan oleh LPSDM dukungan WN di 8 desa di Lombok Timur. 6 desa diantaranya yaitu : Dara Kunci, Jurit, Pringgabaya Utara, Seruni Mumbul, Sapit dan Sugian. 6 desa ini mempunyai tingkat risiko bencana kekeringan tergolong rendah sampai sedang dan tingkat kerentanan sedang sampai tinggi. Mengingat tingkat kerentanan tergolong sedang sampai tinggi maka masyarakat didorong untuk melakukan kesiapsiagaan dengan upaya adaptasi dan mitigasi. Salah satunya adalah kegiatan pengembangan sayur-sayuran di pekarangan oleh kelompok usaha Bersama simpan pinjam (UBSP). Pemanfaatan pekarangan dilaksanakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.
LPSDM memfasilitasi pengembangan budidaya tanaman sayur di Desa Montong Betok tepatnya di Dusun Gading, dimulai dengan kegiatan peningkatan kesadaran tentang pembentukan kelompok simpan pinjam yang dihadiri oleh 39 orang ibu-ibu, tetapi peserta yang hadir belum berminat untuk menjadi anggota kelompok simpan pinjam (UBSP). Ketika di tanya tentang kesiapan membentuk kelompok UBSP oleh Pendamping Lapangan Mustaan Khairi, salah seorang peserta menjawab. “ibu-ibu masih merasa ragu apakah kelompok simpan pinjam yang akan dibentuk ini bisa berlanjut atau hanya sementara saja”, Hariani
Untuk mengatasi kendala tersebut, langkah awal yang dilakukan oleh LPSDM adalah mengajak ibu-ibu yang ada di dusun gading untuk melakukan kegiatan budidaya sayuran dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Ternyata strategi budidaya sayur ini menjadi salah satu momen memudahkan ibu-ibu berkumpul untuk melaksanakan diskusi. Dalam proses kegiatan pendampingan, peserta dibagikan polybag dan benih sayuran seperti benih cabai, tomat dan terong. Atas dukungan salah seorang warga yaitu ibu Hariani,merupakan ibu rumah tangga kelahiran tahun 1983 yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang kelontong/sembako. Selain itu, Ibu Hariani merupakan salah satu kader posyandu yang cukup aktif di Dusun Gading Desa Montong Betok. Hal tersebut merupakan salah satu alasan Hariani dipercaya oleh masyarakat khususnya perempuan untuk menjadi salah satu leader yang bisa mengarahkan dan membantu masyarakat untuk melaksanakan kegiatan Pemanfaatan lahan pekarangan.
Baca Juga : https://www.lpsdmitra.com/2023/07/31/program-kampung-iklim-proklim-lombok-timur/
Namun dalam menggerakkan ibu-ibu mendapat tantangan bahkan katanya “ banyak sekali pertanyaan tentang apakah akan ada bantuan? Apakah akan dapat uang?. Namanya juga masyarakat, ya seperti itu. Kita perlu memberikan rahan dan pengertian”, kata Ibu Hariani. Berkat kegigihan dan ketekunan Ibu Hariani dalam menjelaskan kegiatan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan melalui pemanfaatan lahan pekarangan sangat penting, mudah untuk dilakukan, biaya yang dikeluarkan cenderung sedikit dan hasilnya bisa mencukupi kebutuhan dapur keluarga dan membantu ekonomi keluarga. Akhirnya di Dusun Gading Desa Montong Betok, ibu-ibu sejumlah 30 orang mengembangkan sayuran cabai, tomat, terong dan sawi sebanyak 450 polybag.
Dari kegiatan ini ibu-ibu di dusun gading cukup antusias ketika dikunjungi, mereka dengan senang hati menunjukkan sayuran yang sudah tumbuh baik dan mulai berbunga. Ketika ditanya tentang manfaat budidaya sayuran, ibu Nurhasiah Menjawab “sangat bermanfaat , hasilnya bisa mengurangi pengeluaran untuk beli sayur. Uangnya bisa saya gunakan untuk keperluan lain seperti belanja sekolah anak. Selain itu kalo kalau pengen buat sambal malam-malam, kan tinggal petik, gak perlu membeli“.
Kegiatan ini juga dikembangkan di 3 desa lain yaitu di Perian, Jurit dan Seruni Mumbul sehingga ada 4 kelompok atau 125 orang mengembangkan tanaman cabai, tomat, terong dan sawi sebanyak 1.920 polybag.
“Ibu Hariani ini cukup aktif, dan bisa dipercaya. Dia, bagus dalam mengajak masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan”, kata Ibu Yuliana salah satu calon anggota UBSP
Penulis – Lalu Fanstia Jumadi Syhanputra